"kami hanya akan menempati kamarmu yang terkecil disini"
kata mereka; "kami akan membantumu memuja tuhan
dan hanya menerima rahmatnya, yang diperuntukkan bagi kami"
kemudian mereka mengambil tempat disebuah sudut
lalu mereka duduk diam dan tunduk.
dengan paksa dan kejam, serta merampas dengan kerakusan yang menjijikan
persembahan-persembahan dari altar Tuhan.
aku keluar sendirian berjalan menuju tempat pertemuan yang sudah dijanjikan. tetapi siapakah gerangan yang kini mengikutiku dalam kebisuan kegelapan?
aku bergerak menyisih menghindarinya tapi aku tak kuasa menghindar darinya.
ia bangkitkan debu dari tanah dengan langkah -langkahnya yang angkuh; ia tambahkan suara kerasnya pada setiap kata yang aku ucapkan.
ia adalah diri kecilku sendiri, tuanku.
ia tak tahu malu: tetapi aku malu datang ke pintumu bersamanya.
*******************
Dia yang kulindungi dengan namaku tengah berduka dalam sel bawah tanah ini. aku selalu sibuk membangun benteng ini di sekelilingnya. dan kala benteng ini makin menjulang ke langit hari demi hari, aku tak lagi melihat wujud sejatiku. karena tertutup bayangannya yang gelap. aku bangga dengan benteng besar ini, kulapisi ia dengan debu dan pasir, jangan sampai sebuah lobang yang sangat kecil tertinggal dalam nama ini. dan karena rapatnya aku tak lagi melihat wujudku yang sejati
(rabindranath tagore)
gitanjali
3 komentar:
bagus =)
ku tersesat di siang hari
tak kirain jusuf kalla
Posting Komentar